Tuesday, February 16, 2016

DIY: Bikin Baju dari Sarung Milik Ayah

DIY // From Sarung to Mini Dress(es)


Beberapa hari yang lalu..
Ayah: Ngapain mbak?
Ulla: Daripada sarung ayah nganggur, buat mbak aja ya?
Ayah: Mbak mau sarungan?
 er....



Segera berlari ke lemari dan melihat tumpukan sarung Ayah. Hm. Setelah memilah dan memilih motif beserta warna yang pas untuk dijadikan bahan. Pilihan saya jatuh kepada sarung tenun motif kotak-kotak bewarna ungu hitam. Sarung ini dipilih dengan pertimbangan; gak keliatan banget kalau ini sarung.

^__________^ 

/mencoba menghipnotis diri sendiri 


Kemudian dari sarung ini, lahirlah dua mini dress. Anak yang pertama untuk aku sendiri, anak yang kedua untuk adek putri;



Ini bukan baju jahitan pertama, jadi euphorianya nggak seheboh bikin baju pertama. Tapi tetep seneeeng dengan hasil seadanya hehe. Semoga bisa jadi lebih baik kedepannya, ya. 

Nah, inginnya sih bikin tutorial jahit seperti blog handcraft ibu-ibu yang lain. Tapi terlalu ribet, jadi mari kita persingkat saja gambaran langkah-langkahnya. Singkatnya, 


1. Buat pola di kertas
2. Jiplak ke atas kain
3. Gunting pola, beri jarak 0,5 – 1 inci untuk jahitan
4. Pin sebelum dijahit
5. Jahit

Selesai! Mudah sekali bukaan ho ho ho 
Andai semudah ini <3
[ emang ga niat bikin tutorial DIY muup ya -w- ]


Another thing to be grateful for today: alhamdulillah ini sudah pakai mesin jahit. Pertama kali belajar terjun menjahit, bikin pouch, cover buku, dan tempat pensil semuanya pakai jahit tangan. Meski amburadul, belum rapih, menyadari kalau tidak berbakat dan jeli (hehe) tapi entah kenapa suka sekali dengan proses belajar dan hasilnya. 

It doesn't have to be perfect to like something you learn. If you set your hear and mind to it, you are more than 'gifted', you are 'strong-willed'  
Ehm. Iya, kan? ^^

Syukur alhamdulillah. Semenjak aku liburan di rumah mesin jahitnya nggak sebegitu rewel. Mungkin ditengah jalan kadang-kadang nyandet, jadi jahitannya sedikit nggak rapi. Tapi nggak rewel-rewel amat kayak yang dulu. Terus pakai pedal juga jadi nggak capek :)


She looked happy when she had wore it. but i was happier than her. Seriously




Eh, mau cerita sedikit tentang gimana dek putri bragging baju jahitan ini di kala sore. Sejujurnya, aku tahu ya kalau jahitanku tidak patut dibanggakan. Orang yang melihat dengan keahliannya mungkin bisa menilai banyak kurangnya, tetapi, aku disini bukan untuk dinilai hihi. Aku disini untuk menikmati proses belajar menjahit. 

Jadi ketika memberikan baju ini ke dek putri, ada peraaan was-was juga akan ditolak oleh si malaikat kecil ini. Tetapi mungkin karena binar mataku terlalu excited ketika berhasil, jadi merambah ke hatinya dia. 

"Dek, mbak bikin baju buat kamu nih! Dari sarungnya ayah loo ini!" 

Wajahnya senang sekali. Dek putri memang selalu ekspresif. Sore itu juga, dia mandi dan memakai baju itu. Sambil disuapin mama, dia main-main di area depan rumah bareng beberapa anak kecil lainnya. 

Ketika bertemu lik mi, bibi dari garis ayah, dia pamer. 

"Lik, liaten bajuku. Lucu ya?"
"Wah iyaa cuantik! Loh, sarung ta itu mbak putri?"
"Iya lo mbak ulla bikin sendiri dari sarungnya ayah!"

Lalu lik mi meminta dek putri berputar agar bisa melihat lebih jelas. Aku dari jauh melihat wajah senyum dan ketawanya mereka berdua. Lik mi selalu senang dengan proses aku belajar menjahit, beliau juga yang banyak mengajari. 

Sementara hatiku, leleh seleleh-lelehnya dengan wajah sumringah dek putri. 

Mashaallah. It just need a little kid to make you feel thousand times better. 
.
She looked happy when she had wore it. but i was happier than her. Seriously
Terima kasih dek pu sudah berbangga dengan baju jahitan kakak yang sangat polos.
.
See you on the next post!

No comments:

Post a Comment

have any thoughts? lemme know below ;)