Friday, July 26, 2019

Kerudungnya nambah sesenti.



Mereka bertanya-tanya. Mengapa saudarinya melebarkan senti khimarnya. Lebih sering menutup wajahnya. Mengikuti kajian-kajian yang sebelumnya tak pernah diikuti.Padahal membaca Quran pun tak bisa. Melantunkan nasyid pun ia sumbang. Ditanya hadis cuman diam seribu bahasa. Diminta mengisi acara agama desa malah geleng kepala.

Ia tak tahu apa pun soal agama. Tak pernah mengaji sedari kecil. Sok-sokan sekali untuk berhijab lebar; kadang bercadar; menolak berjabat tangan; mendirikan sholat sunnah. Cih. Sesumbar sekali.
Kiranya, apa yang merasuki?

"in the remembrance of Allah, do hearts find rest" (13:28)


Untuk menjelaskan kepada seseorang mengenai kuasa Allah; ada beberapa cara.
 Diantaranya;

  1.  Ada yg melalui cara penguatan emosi hati mereka saat tertimpa musibah atau pendekatan perasaan;
  2.  Ada pula yang harus membawa bertumpuk-tumpuk penjelasan ilmiah untuk pembuktian kuasa Allah atau pendekatan logika;
  3.  Ada pula yang cukup mendengar sebuah kisah dongeng masa lalu;
  4.  Ada lagi yang lebih ajaib, tiba-tiba terbangun di suatu pagi dan tep! Ia percaya bahwa Allah itu ada. Seperti kisah kawan-kawan non-muslim yang tetiba hatinya telah Allah gerakkan..
Demikianlah, pendekatan untuk mengerti Allah. Melalui berbagai macam cara.Adakah bedanya cara-cara untuk mengerti Allah itu, dengan cara seseorang untuk mendekat kepada Allah?
Allah tarik jarak antara Dia dengan hambaNya, pun melalui berbagai macam cara.. semua atas kuasaNya

Maka..
Saudarimu yg kau kira kerasukan itu..
Yang duduk di majelis berbeda itu..
Yang pakaian takwanya berbeda..
Kiranya ia temukan dirinya dekat dengan Allah ketika ia duduk dalam majelis yg berbeda.
Kiranya ia lebih menemukan ketenangan dalam cara berpakaiannya yang sekarang.
Kiranya ia menemukan bahwa hatinya kian condong ke Allah ketika ia berusaha mempraktikkan instruksi dari Allah setelah tertatih-tatih berlari kembali ke Tuhannya..

Apa bedanya ia dengan dirimu?

Ketika ia pula, sedang berusaha menggapai Rabbnya..

Kiranya dengan pendekatan yg berbeda denganmu, saudarimu itu bisa lebih mengingat Allah.

Sebuah musibah kah, bagimu?

Layaknya perkelanaan menuju suatu tempat. Engkau bisa merasa lebih nyaman ketika mengendarai mobil, dan kawanmu yang lain lebih betah dengan sepeda motor buntutnya.Bisakah kau paksa ia menaiki mobil?

Pantaskah kau salahkan ia hanya karena lebih memilih menaiki sepeda motor buntut?
Padahal kau tak tahu, dimana kenyamanan hatinya telah berlabuh pada sebuah kendaraan perjalanan..

Begitu pula cara ia mendekat kepada Islam.

Kau boleh terima atau tidak.

Tetapi saudariku, ketahuilah bahwa itu sudah menjadi urusan khusus antara dia dengan Tuhannya.

Kau hanya perlu mendoakan...

Semoga saudarimu, termasuk orang-orang yang Allah pilih untuk menerima syafaatNya...

Maka berbahagialah. Semoga kesalamatan Allah diberikan atas kita. Aamiin :'))

=================

Tergerak menulis ini ketika seorang kawan yang lebih faham agama, mengomentari kawan lain yang tiba-tiba berubah 180 derajat dari penampilan biasanya. Hanya karena berbeda aliran, bukannya mendoakan, malah mengomentari dengan kata-kata yang tidak nyaman didengar. 

Memang, terlampau sering. 

Semoga pesan ini menjadi pengingat terlebih untuk diri sendiri. Berbahagialah atas saudaramu yang kembali ke naungan Rabbnya, dengan cara apapun yang ia pilih. Semoga kita semua menjadi manusia yang ihsan, yang hasan. 

Aamiin. 

No comments:

Post a Comment

have any thoughts? lemme know below ;)