Thursday, May 28, 2020

Beauty // Pengalaman Minum Byoote Collagen - Review


Menyadari betapa berpengaruhnya makanan yang kita makan terhadap kondisi kulit, tergiurlah saya untuk mencoba produk satu ini. I had tried to work on eating veggies and fruits regularly, but dang! my laziness beats me. So let's see how this products works on me.


Bi'idznillah, baru empat hari udah keliatan progressnya.

Karena fokus ke penyembuhan jerawat, aku cuma minum sehari sekali pas sebelum tidur. Meski dg dosis minimal, manfaatnya udah kerasa 🌻 maasyaallah

Progress yang bisa 'terlihat' diantaranya:

💞 Permukaan kulit jadi lebih lembut.
Ga cuma wajah, bahkan sampe ke buku-buku jari pun terasa lebih halus. Cocok banget buat yg kurang suka pake body lotion (karena bikin bulu rambut makin subur)

💞 Kuku.
Bingung gimana jelasinnya, tapi aku merasa area kuku lebih mengkilap dari biasanya 😂 kerasa banget bedanya.

💞 Tidur lebih lelap
Alasan lain kenapa kantung mata dan dark circle betah menetap diwajah adalah karena aku tipikal yang susah tidur lelap. Kualitas tidurku kurang baik terutama akhir-akhir ini. Sering terbangun ditengah malam. Pola tidur semacam itu alih-alih bikin seger malah mager. Lelah. 

Nah. Semenjak minum ini, sepertinya ada perubahan baik dalam kondisi tidur. Tidak ada sinyal-sinyal terbangun mendadak saat malam. I can sleep thru the night. Bener-bener lelap pas malam, jadi bangun udah segeer. Alhamdulilah.

Placebo? 
Ada yang bilang bahwa dampak positif dari minum collagen hanyalah efek placebo. Alias sekedar sugesti penenggak saja karena sejauh yang terlihat, belum ada studi yang benar-benar menunjang dugaan bahwa produk kolagen membantu perbaikan nutrisi kulit (beauty) dari dalam (nutrion). 

Meski begitu, aku memiliki argumen yang berbeda. Karena pilihan makanan berdampak sekali dg hasil output dalam diri. Entah dari cara berpikir, elastisitas tubuh keseluruhan, apalagi dari sisi kecantikan. 

Selain itu, dari riset terpisah yang kubaca, kandungan kolagen terbukti menjadi satu kunci khusus yang menjaga kekencangan dan peremajaan kulit, kekuatan tulang, dan elastisitas tissue. 

Entah mungkin produk kolagen berupa sachet ini kurang mendanai sponsor riset (eh?) atau memang memiliki half hidden truth yang kita awam ga tau menahu.

Tetapi fakta bahwa wanita usia 20-an sudah perlu mulai memperhatikan stok kolagen adalah cukup untuk mendukungku berpikir this collagen product has that effect i looked for be it small or dots. 

So, repurchase? 
Yap, jika ada kesempatan mendukung pasti akan beli lagi. Tetapi menimbang harga dan kebutuhan, baiknya hanya dibeli disaat benar-benar perlu beauty shortcuts. 



No comments:

Post a Comment

have any thoughts? lemme know below ;)