Hari ini menjadi pertemuan pertama dengan Nina--si ENFP yang selalu membuka lipatan emosi menjadi atlas navigasi.
Sebenarnya, kalau hanya sekedar momen pertemuan pertama mungkin tidak akan ku abadikan di blog. Namun kisahnya sungguh memiliki banyak ibrah untuk direnungi, menjadi pegangan untuk pertemuan ukhuwah selanjutnya.
Sedari mula mempersiapkan bekal, perjalanan, hingga pertemuan; banyak makna yang perlu diulik dan diingat dalam waktu lama.
Rencana awal:
[ ] membawa bento untuk nina
[ ] membawa teh bunga
[ ] memanggang victorian sponge cake
[ ] menghias cake dg stoberi segar
[ ] membawa alas piknik
[ ] memberi hadiah kecil
Terdengar sangat spesial, ya? Tentu saja!
Pertemuan hari ini harus banyak melibatkan kegiatan empiris agar awet dikenang lama. Aku memang lebih suka berkegiatan dg personalized items daripada keliling belanja di mall. Seperti piknik (berbagi hasil masakan), memasak bersama, book club, tadabbur alam, intinya hal-hal yg melibatkan proses handmade, homemade dan deep talks.
Nge-mall hanya masuk dalam list ketika memang ada kebutuhan belanja, bukan untuk kebutuhan quality time.
Tetapi, tentu saja mewujudkan ide tidak semudah memunculkannya. Adaaa saja perkara yg membuat gemas.
Kemari, lihat apa saja tantangan yg terjadi..
[🖤] Membawa bento untuk nina
- Rencana awalnya ada beberapa kotak makan, atau paling tidak satu kotak makan untuk satu orang. Ternyata di rumah hanya ada satu kotak makan yg bisa dibawa. Jadi sekotak untuk berdua.
[💔] Membawa teh bunga
- Membayangkan chamomile, diseduh saat hangat, kuntum bunganya nampak. Ehh.. tapi tidak memungkinkan membawa termos.
- Akhirnya pindah ke purple tea, karena lapisan warna madu dan perubahan ke ungunya cantik. Diminum saat dingin, beri perasan jeruk nipis. Eeh.. stok es batu habis. Eeh.. jeruk nipis juga habis (lupa pdhl ada lemon)
[💔] Memanggang victorian sponge cake
- Mixernya rusak 🤣 ini hal yg paling random sih, bahkan sampe trial error keliru wadah adonan yg ikut muter2 krn kecantol tangan mixer di pagi buta 😂 panik dan rusuh bgt
- Karena mixer error ditengah bikin adonan, gabisa lanjut bikin whipping cream, pindah pake yoghurt aja lah beli di minimarket
[💔] Menghias cake dg stoberi segar
- Ehh stoberinya jatuh, kelindes ditengah jalan 😭 ini yg paling bikin patah hati pdhl stoberinya seger2 bagus2 hiks udah siap pisau mini juga, qadarullah
[💔] Membawa alas piknik
- Tentu saja, alasnya tidak karuan hilang kemana
[💯] Memberi hadiah kecil
- Alhamdulillah, sukses!
Rate card
💯 : success
💔 : terribly fail
🖤 : still okay
Ya Allah, mengsedi. Mengakak juga. Udah bikin nina nungguin sejam juga karena keribetan di rumah. Lihat itu, stoberiku sudah tidak bisa diselamatkan. Alhamdulillah 'alaa kulli hal.
Ibrah
Sekarang mau membahas ibrahnya.
1. Minor yet Major Details
Lihat list di atas tadi, kan?
Dari sekian banyak target, hanya 2 target yang memuaskan dan sesuai ekspektasi. Sisanya di luar kendali. Situasi tidak terduga, di luar rencana.
Jadi teringat, betapa banyak keinginan dan ide-ide kita yang awalnya terlihat simpel, tapi ternyata tidak semudah itu proses mewujudkannya.
Ada saja minor details yang tertinggal, little details yg diluar kendali, unnoticed tiny petite details yg nampaknya kecil namun dampaknya besar kalau dia tidak dihadirkan.
Hal-hal tersebut tidak akan bisa hadir, kecuali tanpa izin Allah. Maka sebelum berencana pun, kuatkan doa memohon pertolongan Allah.
Bener-bener rencana yg sempurna itu hanya milik Allah. Dan kita, manusia, kuncinya hanya berlapang dada dan meninggalkan standar ekspektasi tersebut.
Tidak ada situasi yg ideal, yg ideal adalah yg seperti sekarang. Karena inilah kehendak Allah. Maka inilah idealnya.
2. I believe you do your best, Li.
I feel so sorry toward her and so broken too upon my plan.
Aku sangat merasa bersalah. Nina sudah melakukan perjalanan sejak pagi buta agar segera menginjak Surabaya, sehingga waktu bermain kita lebih lama. Tetapi kubuat dia menunggu satu jam, dengan stoberi yg sudah tidak layak makan, kue tanpa whipping cream, teh bunga tanpa es, teh biru yang tidak akan berubah menjadi ungu, bento hanya satu kotak untuk berdua.
It's all flawed. Imperfect, unlike my plan.
Namun, ternyata Allah kehendaki pelajaran lain pada pertemuan kali itu. Bukan tentang senangnya berpiknik atau nikmatnya potongan kue dan bekal rumahan, melainkan tentang seni menunggu.
"Aku ga marah lho, Li. Padahal aku biasanya ngedumel. Hari ini aku jadi baik."
Kemudian dia bercerita ibrah tentang seni menunggunya hari itu. Kesadaran untuk mencari ibrah tersebut Allah hadirkan ke hatinya.
And she started to tell..
Mengapa Allah buat aku menunggu?
Apa yang Allah inginkan untuk aku pelajari dari momen menunggu kali ini?
"Aku ngga marah, ngga ngedumel Li, untuk menunggu kamu meski lama. Bahkan dalam keadaan lapar. Padahal biasanya 30 menit aja cukup bikin aku protes kenapa belum dijemput. Belum lagi dalam keadaan lapar.
I think its because I trust you so much, I trust you and I trust me too. I believe you do your best to make our meeting successful."
I think it's because I trust you so much, I believe you do your best to make our meeting a success.
Aku percaya kamu melakukan yang terbaik disana untuk kita berhasil bertemu, Li.
_______
Jujur, kalau berada diposisi Nina, aku mungkin juga akan ngedumel parah. Aku juga bukan tipikal yang suka menunggu. Tetapi memang pada beberapa hal, kita percayai bahwa menunggu adalah momen terbaik daripada tergesa bertemu.
Mendalam sekali kalimat yang Allah Al Hadii hujamkan ke hati Nina. Kalimat tersebut bisa diterapkan ke aspek mana pun. Karena aku menyadari dalam kehidupan, menunggu adalah seni yang harus terus diulur tanpa batas waktu.
Menunggu menjadi menenangkan, ketika kita tahu bahwa yang akan tampil adalah hasil terbaik. Menunggu menjadi hal yang tidak memberatkan, ketika kita percaya kepada siapa urusan kita dilibatkan.
Allah..
Bagaimana jika kita tahu bahwa segala urusan telah kita serahkan kepada Allah?
Masih berani kah ngedumel untuk menunggu rencana Allah?
___
اُولٰۤىِٕكَ جَزَاۤؤُهُمْ مَّغْفِرَةٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَجَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ وَنِعْمَ اَجْرُ الْعٰمِلِيْنَۗ
Balasan bagi mereka ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Dan (itulah) sebaik-baik pahala bagi orang-orang yang beramal.
Uhibbuki Fillah 🤍
ReplyDelete